Sabtu, 05 Maret 2016

Flashdisk yang Hilang




“Bukan...bukan saya Bu yang mencurinya,” teriak Bayu dengan mengiba. Tiba-tiba satu kelas hening. Memang tidak ada yang menuduh Bayu dalam kasus pencurian flashdisk milik Intan. Namun, beberapa pasang mata tertuju ke arah Bayu ketika Bu Puspa menanyakan siapa pencurinya. Serta merta Bayu mengelak dengan disertai keringat yang bercucuran.
Kejadian hilangnya flashdisk tersebut baru disadari setelah pelajaran Olahraga. Ketika pelajaran olahraga, para siswa diwajibkan untuk pergi ke lapangan belakang sekolah. Saat itu sedang ada penilaian lomba lari.

Bayu mengaku sakit perut karena minum kopi semalam, sehingga dia memilih tinggal di kelas. Bu Puspa berinisiatif untuk menggeledah tas para siswa untuk menemukan pelakunya.
Intan sedari tadi menitikkan air mata. Bella, sahabat karibnya, berusaha meredam kesedihannya dengan menghiburnya. Harga sebuah flashdisk cukup mahal bagi Intan. Dia bukanlah anak Presiden. Dia hanyalah anak dari seorang Penjual Pakan Burung.

Dia mampu membeli flashdisk karena menyisihkan uang jajannya setiap hari. Dalam mata pelajaran TIK, semua siswa diwajibkan memiliki flashdisk untuk media penyimpanan file dari komputer.

Penggeledahan tas hasilnya nihil. Flashdisk masih belum ditemukan. Bu Puspa menggerakkan anak didiknya untuk mencari flashdisk yang hilang itu.

Tiba-tiba ada penjaga sekolah yang mengetuk pintu.
“Permisi Bu Puspa, saya menemukan benda ini di kamar mandi. Saya kurang tahu ini namanya apa, bentuknya kok aneh.”
“Lha ini dia yang kita cari-cari sedari tadi. Alhamdulillah Pak Karman menemukannya. Terima kasih Pak Karman.”

Intan menghapus air matanya. Seisi kelas juga meminta maaf kepada Bayu karena telah menuduh Bayu sebagai pencuri flashdisk.



#OneDayOnePost
#SetiapHariMenulis
#Maret_ke_3
This entry was posted in

1 komentar: