Rabu, 02 Maret 2016

Bukan Filosofi Kopi

Rabu, 2 Maret 2016

Bukan Filosofi Kopi

Saya tidak bermaksud menandingi karya fenomal Dee Lestari yang berjudul “Filosofi Kopi.” Saya bukan penikmat kopi, apalagi harus membahas tentang kopi, bukan bidang saya.
Sebagai penikmat sastra, saya juga mengamati perkembangan novel karya Dee. Novelnya yang telah diangkat di layar lebar adalah “Filosofi Kopi.” Tentunya itu angin segar bagi para penikmat sastra maupun penggemar film. Film tersebut bisa menjadi tayangan berkualitas dari mulai rakyat jelata hingga sekelas Presiden. Sekarang, kedai kopi yang ada di tulisan fiksi Dee juga benar-benar menjelma sebagai Kedai Kopi “Filosofi Kopi”. Rancangan bangunannya juga dibuat semirip mungkin dengan karya fiksi Dee. Terobosan baru bagi penggemar kopi.

Biarlah urusan “Filosofi Kopi” menjadi urusan Dee semata. Saya mau membahas hal yang lain. Saya baru teringat kalau flashdisk saya terselip entah ke mana. Saya mulai mencari dan mencari hingga menemukan yang pasti. Saya mulai menulis dan terus menulis. Saya harus meluangkan waktu sejenak untuk menulis di sela kesibukan yang begitu padat. Hampir saja saya menyerah, tapi hati nurani saya melarangnya. Saya harus tetap menulis setiap hari. Saya harus tetap ikutan program ODOP bersama pejuang-pejuang lainnya. Maafkan saya jika saya kurang berkomitmen di bulan Februari. Mulai Maret ini, saya akan berjuang untuk mengikuti setiap tantangan yang telah diberikan. Dengan begitu, saya akan belajar banyak.  Masak iya, saya harus kalah dengan burung-burung kecil yang sedang belajar terbang.  Burung-burung tersebut dengan gigih belajar terbang agar bisa terbang ke angkasa luas. Begitu pula dengan saya. Saya harus belajar menulis dari sekarang atau saya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan terbang untuk melihat dunia luar (terbang ke luar negeri dengan pesawat terbang).




#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari

#Hari_2

0 komentar:

Posting Komentar