Jumat, 10 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (10)

Episode 10






Merebaknya kasus pandemi akhir-akhir ini membuatku berdiam diri di rumah saja (kecuali keperluan sekolah). Hal itu menjadikanku lebih produktif menulis, ikut webinar dalam bidang apa saja, mencoba menu masakan, mulai mengoleksi beberapa bunga, menata feed instagram dengan konten yang bermanfaat, menulis novel dll. Terakhir ingin sekali berkarya di youtube dengan content literasi dan juga bahasa Inggris. Rencananya pengen mengajak keponakan juga, agar dia semakin percaya diri. Perlahan tapi pasti, pandemi jangan sampai menyurutkan semangat. Justru aku bersyukur punya lebih banyak waktu untuk mengerjakan hobi. Alhamdulillah, aku mengambil hikmah dari segala problema sekarang ini. Manusia tetap harus berikhtiar, Tuhan yang menentukan. See you again.

Kamis, 09 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (9)

Episode 9





Seiring berjalannya waktu
pikiranku menjadi semakin dewasa
apa-apa sekarang harus mikir dulu
agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan
orang-orang mungkin tak akan paham
dengan langkahku ini
perihal mempertimbangkan dan memetakan
Aku tak mempermasalahkan hal itu
hanya perlu bersabar saja
karena sesungguhnya hati ini tak bertepi
Tetap tegar
menatap masa depan
karena kuyakin di sana akan ada kebahagiaan

Rabu, 08 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (8)

Episode 8



Bulan Juli adalah bulan kelahiran
begitu banyak ujian yang datang menerpa
semesta alam turut menjadi saksi
di kala hati menjadi tak tentu arah
satu terlepas
satu datang
tapi tak menetap
dan akhirnya hilang sudah harapan
harus merenda kembali kepercayaan
agar bunga-bunga di hati mulai menjelma
menata hari yang baru
agar selalu penuh warna

Selasa, 07 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (7)

Episode 7






Semua Tentang Rasa

Ingin seketika aku teriak
Tapi aku memilih diam
Jika berkaitan dengan perasaan
Ceritaku mungkin hanya tersimpan
Dalam sajak puisi yang aku ciptakan
Aku bukanlah gadis yang mudah jatuh cinta
Namun, sekali aku mencintai seseorang
Aku tak akan mudah beralih pandangan
Hingga sampai nanti takdir yang bicara
Apakah harus bertahan dengan hanya mencintai saja
atau mengharapkan rasa yang berbalas
sungguh hal itu tak mudah
tetapi akan selalu aku coba
karena kutahu bahwa takdir telah dituliskan

Senin, 06 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (6)

Episode 6





Melepaskan Cinta

Aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta
Namun, sekali aku jatuh cinta
Aku akan jadi orang yang paling setia
Saat rasa itu hadir dalam jiwa
Aku tak mampu menolaknya
Ini seperti buah simalakama
Hatiku bahagia tak terkira
Namun,
Aku hanya takut terjebak pada cinta yang salah
Cinta yang belum halal
Sehingga aku harus menanggung cinta ini sendiri

Terkadang rindu datang menjelma
Kurasa indah di kala senja tiba
hingga aku mampu mencipta kata-kata
Apa aku egois jika harus menyimpan rasa ini sendiri?
Biar saja
Biar hatiku saja yang luka
Jika cinta ini hanya terasa pada satu sisi saja
Tanpa balas

Kini, aku akan melepaskan cinta ini
Meski tidak mudah seperti yang dibayangkan
Biar kita jalan sendiri sendiri saja
Tapi tolong ya,
Jangan pernah ada dendam di antara kita
Jadikan kisah cinta ini mendewasakan kita
Silakan pergi
Jika memang itu yang terbaik
Jangan sampai ada kenangan yang tertinggal
Pastikan kamu membawanya dalam hidupmu
Agar hatiku juga bisa lega
Mampu melupakanmu dengan diam-diam dan perlahan

Minggu, 05 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (5)

Episode 5


Hari Minggu ceria
Cukup di rumah saja
Tetapi penuh dengan agenda belajar online
yang jadwalnya sudah seperti jalanan kota padat merayap
Aku berusaha tetap produktif meski di rumah saja
Senantiasa menambah ilmu untuk bekal masa depan
Aku harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
Mencipta kata-kata
demi sebuah karya yang berkualitas
Jangan sampai aku terlena
Dan terjebak sebagai kaum rebahan tanpa karya
Rebahan boleh saja
Asal disesuaikan waktunya
Ingat, masih ada impian yang harus digapai
Dengan kerja keras dan pikiran cerdas

Sore ini aku ditemani segelas wedang jahe
sembari menatap mendung yang tak kunjung turun hujan
tak berapa lama, rintik hujan turun
datang sekilas saja
kemudian reda
tapi mampu memberikan kesejukan
Terima kasih Allah
Engkau telah turunkan rahmat berupa hujan hari ini

Sabtu, 04 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (4)


4 Juli 2020





Apa yang membebani pikiran saat ini,
hanya Allah saja yang tahu
orang lain tak perlu mengetahui cerita sedihku
cukup cerita senangku saja yang kubagi
senyum selalu terkembang setiap hari
dalam kondisi apapun itu
karena kutahu
sedekah yang paling ringan adalah tersenyum


Bagi yang pernah mengenalku
mungkin aku selalu ceria di setiap suasana
meskipun hati terkadang patah
Namun, itu tak jadi masalah
Hati yang patah akan tumbuh lagi
menjadi tunas hati yang baru
begitulah diriku dalam menghadapi lika-liku kehidupan ini
karena aku percaya bahwa setiap masalah seperti bungkus permen
setelah bungkus permen menghilang,
kutahu permen manis akan secepatnya menjelma

Jumat, 03 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (3)



Episode 3



Aku suka dengan aroma petrikor pagi ini
Tanah basah karena hujan semalam
Hal ini mengingatkanku
bahwa apapun yang berasal dari tanah
akan kembali ke tanah juga
aroma petrikor ini kurindu
setelah satu minggu lamanya bumiku tak diguyur hujan
Hujan ini rahmat
Hujan ini penuh dengan berkah
Sudah semestinya kita bersyukur kepada Sang Pencipta

Hidup tak akan terhenti hanya karena pandemi
Kita harus tetap berjuang demi kehidupan
Jangan sampai masa pandemi ini menjadikan kita tanpa arah
Wabah corona adalah ujian yang mampu mendekatkan kita kepada Allah
Makhluk kecil yang tak kasat mata mampu juga memporak-porandakan dunia
Apalagi dosa kita yang tiada terhitung
Bisa saja hal itu menjadi rezeki kita
Sudah waktunya kita berhijrah
Memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuat

Rabu, 01 Juli 2020

Catatan Rasa di Bulan Juli (2)



Episode 2





Alam yang indah hari ini memberikan kekuatan sejati untuk memulai hari.
 Ada yang pernah singgah, tetapi tidak menetap.
Datang tiba-tiba. Pergi juga tiba-tiba. Namun, hal itu  menjadikan banyak cerita penuh pelajaran berharga.
Hubungan yang dewasa tak pernah ada dendam setelah perpisahan
karena sesungguhnya di kehidupan ini, kita tidak memiliki apa-apa.
Lantas, apa yang harus ditangisi?
Semua ini milik Allah  
Mengikhlaskan yang pergi
Dan berharap akan terganti dengan yang lebih baik lagi
Kutahu bahwa Allah akan menakdirkan hambanya untuk indah pada waktunya
Hanya perlu bersabar sambil selalu memperbaiki diri agar lebih pantas



Rinz Yuumeina Ryuri

Catatan Rasa di Bulan Juli (1)

Assalammu’alaikum Friends ...

Alhamdulillah, pada hari ini saya, Rinz Yuumeina Ryuri bisa kembali menulis di blog. Tiba-tiba saja ada ide catatan rasa di Bulan Juli. Maybe, ini akan jadi moment comeback untuk menulis di blog. Semoga saja bisa istiqomah. Mengapa saya memilih judul catatan rasa di Bulan Juli? Karena ini adalah ungkapan rasa selama tahun 2020 yang penuh dengan petualangan  rasa. Manis, pahit, asam, asin, pokoknya ramai rasanya. Semua akan terangkum dari tanggal 1 Juli-31 Juli 2020. Apakah nanti jika di bulan Agustus akan berganti dengan Catatan Rasa di Bulan Agustus? I don’t know about it. Mungkin akan ada ide gebrakan lain lagi. Kenapa saat semua orang rame-rame ke platform youtube sedangkan saya malah comeback ke blog? Terkadang kita harus mundur 1 langkah untuk maju 2 sampe 3 langkah ke depan. Meskipun saya juga ingin mencoba berkarya di youtube juga. I think it is step by step sambil mengumpulkan alat dan kemampuan untuk editing video yang bagus. Baiklah, saya akan mulai catatan rasa di Bulan Juli episode 1.





Episode 1

                   Apa kabar rasa? Apakah kau baik-baik saja? Sejauh ini ya, meskipun petualangan rasa belum berakhir. Bahkan harus mulai dari awal. Di masa pandemi ini, kita semua diharuskan berdiam diri di rumah saja, kecuali demi hal-hal yang penting. Selama di rumah saja, saya cukup merenung tentang hidup ini. Sebenarnya apa tujuan hidup ini? Apakah hanya seputar bangun tidur, sekolah, kerja, makan, ibadah, menonton TV terus tidur lagi? No, I think more than that. Kita harus menjadi orang yang bermanfaat untuk sesama. Do you agree with me?
                    Yes, exactly. Kita bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat meskipun kita di rumah saja (untuk saat ini). Tergantung dengan bidangnya masing-masing. Misal seniman/ musisi bisa tetap berkarya di rumah saja. Kemudian dibagikan melalui media sosial. Komika juga bersuara lewat stand up comedy. Bahkan, yang terakhir cukup ramai, yaitu Bintang Emon yang roasting pelaku penyiraman air keras Pak Novel Baswedan karena hanya dihukum 1 tahun dengan alasan ‘tidak sengaja’. Penulis ternama dan (calon) penulis seperti saya juga seringkali bersuara lewat tulisan. Entah dibaca atau tidak. Entah dihargai atau tidak. Mungkin karena penulis memegang prinsip: biarlah tulisanmu menemukan takdirnya sendiri. Sangat beruntung sekali jika kalian membaca tulisan saya. Itu takdir.
                   Saya rasa cukup sekian tulisan saya. Sebagai awal, memang tidak banyak, yang penting cukup mengungkapkan rasa saja.

Wassalammu’alaikum Friends
Good Bye

 #Catatan Rasa di Bulan Juli (1)

Apakah Bantuan Sosial COVID-19 Tepat Pada Sasaran?


            Pandemi COVID-19 nyatanya berdampak pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya berdampak pada bidang ekonomi masyarakat. Banyak masyarakat yang pendapatannya menurun bahkan ada yang kehilangan pekerjaan karena di-PHK. Di sisi lain, ada yang memanfaatkan moment pandemi ini untuk meraup keuntungan fantastis, misalnya menjual masker dengan harga selangit. Sungguh ironis sekali.
            Pada saat ini, Pemerintah Indonesia turun tangan dengan memberikan paket bantuan sembako, bantuan sosial tunai, dan bantuan langsung tunai dari dana desa bagi warga yang terdampak pandemi COVID-19 secara langsung. Sebenarnya siapa yang pantas menerima bantuan tersebut? Kalau masalah terdampak, mungkin semua orang terdampak termasuk pengusaha, pekerja seni, karyawan, dll. Namun, kita di sini membahas tentang ketepatan penerimaan bantuan tersebut jika bantuan tersebut tidak bisa dibagikan secara merata. Menurut sumber yang valid, calon penerima bantuan sosial COVID-19  tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) lain dari pemerintah pusat. Ini berarti calon penerima BLT dari Dana Desa tidak menerima Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Paket Sembako, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) hingga Kartu Prakerja.
            Apa mungkin keluarga yang terpandang kaya di desa mendapat bantuan tersebut? Sedangkan masih banyak keluarga kekurangan yang nyatanya luput dari berbagai macam bantuan yang hingga kini hanya diam seribu bahasa. Kemudian, nama-nama penerima bantuan sosial tersebut tidak terbuka secara transparan. Semua elemen organisasi di tingkat desa tidak diikutsertakan dalam pengambilan kebijakan. Masyarakat jadi bertanya-tanya tentang hak dan keadilan yang diabaikan. Hanya karena ada permainan tidak fair di belakang yang akhirnya menimbulkan kecurigaan dan kecenderungan sosial.
            Dalam menulis artikel ini, saya melakukan riset ke beberapa responden di beberapa daerah dan mencari sumber informasi yang valid. Mereka bercerita tentang keadaan bantuan di desanya masing-masing. Bahkan, ada yang mengibaratkan bantuan tersebut seperti ‘hantu’, tak ada yang mengetahui secara pasti arah bantuan tersebut. Ternyata beberapa desa juga memiliki nasib yang sama tentang tidak adanya transparansi data penerima bantuan COVID-19.

            Apa negeri ini memang hobi membuat lelucon? Sehingga permasalahan seperti ini luput diperbincangkan dan sering diabaikan. Padahal keadilan harus ditegakkan. Giliran komedian berbicara, malah ditanggapi dengan serius. Apa memang keadilan hanya bisa didapatkan oleh kaum-kaum berduit dan birokrat saja?
            Terakhir, kita hanya bisa berdo’a yang terbaik saja terkait masa pandemi sekarang ini. Diharapkan virus corona segera pergi agar perekonomian menjadi stabil kembali. Bagi masyarakat yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, semoga segera mendapatkan rezeki yang melimpah dari Allah untuk tetap mempertahankan kehidupan. Tak perlu berharap banyak dari pemerintah jika birokrasi masih bermasalah sampai tingkat paling rendah. Bukankah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah? Semoga kita semua termasuk kaum-kaum tangan di atas yang begitu ringan memberikan bantuan kepada sesama yang membutuhkan. (Rinz Yuumeina Ryuri)