Rabu, 30 Januari 2019

Titik Balik Rasaku

Titik balik kehidupan pasti akan selalu ada



Terdiam, hanya bisa diam untuk meredam segala emosi di jiwa. diamku bukanlah apatis, tetapi aku lebih memikirkan akibat lisanku atau tulisanku yang bisa saja menyakiti hati. Aku tahu Tuhan tidak tidur. Tuhan tahu segala rasaku yang kupertaruhkan selama ini. Biar Tuhan saja yang menjawab dengan firman-Nya.

Kurasa self-controlling itu perlu. Apalagi di saat-saat seperti ini. Ego mudah tersulut. Hati mudah rapuh. Namun, aku akan berusaha menguatkan hati setiap waktu. Tetap berdiri setegar karang di lautan. Semoga jiwaku siap menerima segala resiko dari semua perbuatanku.

Aku kini jadi rajin memilih dan memilah kata demi menjaga hati beberapa orang yang kukenal. Biarpun aku dianggap aneh, tapi aku selalu mencoba berpikiran positif. Alhamdulillah, aku sudah mendapatkan bungkus permennya. Sebentar lagi aku akan mendapat isinya. Bahasa-bahasa seperti ini kudapatkan setelah membaca buku "Magnet Rezeki" karya Ustadz Nasrullah. Hatiku menjadi semakin tenang karena kini aku mulai tahu ilmunya.

Dulu, kupikir hanya perlu adaptasi untuk menjalani hal yang baru. Satu tahun terlampaui. Dua tahun kujalani. Aku tak pernah menyerah untuk menaklukkan egoku sendiri. Hingga aku mencoba di tahun-tahun berikutnya. Dan, aku telah menbuktikkannya untuk diriku sendiri.

Namun kini, aku seperti mengalami titik balik. Rasa itu hadir lagi. Dejavu pikirku. Rasanya ingin menyudahi drama ini dan kembali menjadi manusia normal tanpa pikiran berlarut-larut yang menjadikan diri ini tiada arti.

Hidup ini terlalu sia-sia jika hanya dihabiskan dalam kubangan lumpur yang tak bertepi. Begitu pula hati, meski selalu kucoba meneriakkan bahwa hati ini tiada bertepi, tetap saja semua pasti akan menemui ujung pengembaraan hidup.

Hidupku harus bermanfaat bagi orang lain. Mengajar dan menulis tetap jadi passion-ku sampai kapanpun. Meskipun tak berada dalam tempat yang sama lagi. Mungkin aku harus cari udara yamg lebih segar di luar sana.

Dan, aku harus tetap berbagi inspirasi dengan menulis kisahku ataupun cerita-cerita lain penyejuk jiwa. Kurasa tekadku sudah bulat. Hanya ada 2 kemungkinan. Go or stay? Masih kulihat bayang-bayang jingga di depan mata. Namun, aku harus memilih 1 kemungkinan yang akan mempengaruhi kehidupanku ke depan. Bismillah. Allah with me.

Senin, 28 Januari 2019

Welcome to 2019: Rinz Yuumeina Ryuri is Comeback








Tahun demi tahun telah berganti. Hingga kini berjumpa dengan tahun 2019. Banyak sekali pengalaman berharga yang terjadi di tahun 2018. Alhamdulillah, sampai saat ini aku masih diberi kesehatan sehingga bisa mengisi blog yang telah usang ini. 


Perlahan-lahan tapi pasti, aku mulai dipercaya orang dalam dunia literasi, terutama di kotaku sendiri, kota Pati. Ya, aku akan mewujudkan mimpiku untuk membumikan literasi di kota Pati. Hal itu mungkin akan bertentangan dengan sebagian pendapat orang bahwa Pati adalah kota pensiunan, sehingga perantauan di kota orang menjadi pilihan favorit generasi muda. Siapa bilang Pati menjadi kota mati? Yang bisa menghidupkannya adalah ide kreatif dan semangat generasi muda asli Pati untuk membangun kotanya sendiri, bukan meninggalkannya. Well, I don’t wanna blame the others. I just tell the truth.




Kemudian, aku merasakan beberapa cobaan yang luar biasa. Terutama saat ditanya tentang pertanyaan ‘horor’ yang satu itu (you know what), aku hanya bisa tersenyum dan bersabar. Aku yakin Allah telah mempersiapkan someone spesial for me. Sejauh ini aku tetap berkawan dengan teman-teman yang telah berkeluarga. Everything is okay. Aku hanya ingin menjalin tali silaturahmi.
Jujur, di tahun 2018 lalu perasaanku sungguh bercampur aduk jadi satu. 

Namun, aku merasa aku mulai bisa mengendalikan perasaan terutama emosi, istilahnya self control semakin membaik. Hal itu terasa sekali setelah aku mengikuti seminar Magnet Rezeki. Aku merasakan perubahan hal yang besar dalam hidupku, karena kini aku tahu ilmunya. Alhamdulillah.

Bagiku, tahun 2019 adalah awal lahirnya karya-karya besar dari Rinz Yuumeina Ryuri. Aku siap mengabdi untuk bangsa dan negeri di bidang pendidikan dan iterasi. Semoga semesta mendukung untukku mencipta dan berkarya.

Salam Literasi