Menjadi seorang guru mungkin
bukan keinginan banyak orang, tetapi itu menjadi keinginanku. Aneh ya? Di saat
teman-teman sekolahku sukses menjadi dokter, pengusaha, arsitek, pegawai kantor
dan aku memilih untuk menjadi guru. Tak apa, aku bisa menentukan pilihanku
sendiri. Dan, aku masih baik-baik saja sampai saat ini.
Aku selama ini bersyukur menjadi seorang guru. Ini wujud baktiku pada negeri yang kubanggakan. Dulu, aku ingin mengajar di daerah terpencil atau pedalaman, di wilayah Indonesia. Sepertinya akan menjadi pengalaman yang sangat mengesankan. Namun, Allah mengizinkanku untuk mengajar di daerahku sendiri, di kota tempatku dilahirkan. Akhirnya, aku mulai menjadi guru di sebuah SMK yang ada di Kabupaten Pati. Aku mengajar Bahasa Inggris. Aku terbiasa dipanggil Miss Julia di sekolah, bahkan di rumah juga masih ada yang memanggilku dengan sebutan Miss. Aku selalu menikmati profesi ini sebagai sebuah hobi yang akhirnya mendapat bonus tiap bulan. Aku memilih untuk bersahabat dengan siswa, daripada saling memusuhi hingga mendapat predikat sebagai guru ‘killer’.
Siswa belajar dari guru, itu mungkin pepatah lama. Sekarang, guru bisa belajar dari siswa. Itu yang kurasakan. Aku belajar banyak dari siswa tentang kesabaran, kehidupan dan menjadi orangtua yang baik. Guru yang tak sekedar mengajar, tetapi juga mendidik dengan hati demi keberhasilan generasi bangsa. Tetaplah bangga menjadi seorang guru karena pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mulia. Meskipun terkadang gaji hanya cukup untuk hidup, bukan untuk gaya hidup yang kosumtif. Bersabarlah, Allah yang akan memberi kita rezeki dari segala macam penjuru arah.
#Day10AISEIWritingChallenge
#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#warisanAISEI
#pendidikbercerita
0 komentar:
Posting Komentar