Arigatou
Sensei
(Terima Kasih Guru)
Oleh
Yumeina Ryuri
Berbicara tentang sekolah, pasti ada
siswa dan guru. Apa kalian pernah mengidolakan guru di sekolah? Jawabannya
adalah iya. Saya mempunyai banyak guru idola di sekolah. Namun, kali ini saya
akan bercerita tentang guru saya semasa SMA, karena menurut saya paling
berkesan.
Pasca
lulus SMP, alhamdulillah saya menjadi
siswa di SMA favorit di Pati, yaitu SMA N 1 Pati. Di sekolah tersebut, saya
mendapatkan pelajaran di kelas dan pelajaran ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler
wajib adalah komputer dan pramuka. Sedangkan sebagai ekstrakurikuler tambahan,
aku memilih Bahasa Jepang. Waktu itu, Bahasa Jepang diajar oleh Asni Sensei.
Saya sangat tertarik untuk mempelajari bahasa ini dan ingin mengunjungi negara Jepang
yang terkenal akan bunga sakuranya yang indah merona.
Asni Sensei mengajari saya tentang
perkenalan dalam Bahasa Jepang, hari, tanggal, hitungan angka, huruf hiragana
dan katakana. Saya masih ingat tentang perkenalan waktu itu di depan kelas, “Konnichiwa, Hajimemashite, watashi wa Rinz desu. Dozo yoroshiku
onegaishimasu.”
“Bagus sekali Rinz, giliran siswa selanjutnya,
Ulil-san silakan maju ke depan kelas.”
Berawal dari perkenalan dalam Bahasa
Jepang, kecintaanku terhadap Bahasa Jepang mulai
tumbuh. Hal ini berkat Asni Sensei yang selalu sabar mengajari saya dan
teman-teman agar mahir berbahasa Jepang. Meskipun saya berbahasa Jepang dengan
logat Jawa, saya tetap semangat untuk
mendalami Bahasa Jepang.
***
Tahun kedua di SMA, saya harus berpisah
sementara dengan Bahasa Jepang dan berjumpa lagi di kelas tiga. Kali ini sudah
masuk kurikulum pelajaran di sekolah. Namun, saya diajar guru baru yang bernama
Endah Sensei. Beliau sangat cantik dan ramah. Beliau pernah tinggal di Jepang
beberapa tahun. Pantas saja, aksen Jepang-nya sudah kental.
Di kelas, teman-teman menganggap saya
paling jago dalam Bahasa Jepang. Alhasil, saya sering mengajari teman-teman,
lebih tepatnya sharing, karena kita
masih sama-sama belajar.
“Rinz, kamu makannya apa sih, kok
jago Bahasa Jepang?”
“Standar kawan, saya hanya makan kamus
Bahasa Jepang setiap hari.”
***
Sebentar lagi UAN SMA, apakah aku harus
melupakan Bahasa Jepang sementara? Jawabannya adalah tidak. Tiba-tiba, Endah
Sensei membawa kabar bahwa saya akan diikutsertakan dalam lomba cerdas cermat
Bahasa Jepang di Temanggung. Demi persiapan lomba, saya dan teman-teman harus
belajar Bahasa Jepang setiap malam di rumah Endah Sensei. Endah Sensei sudah
menganggap kami sebagai anak, karena anak beliau yang pertama adalah teman saya
di SMA.
Akhirnya, tiba waktu perlombaan, kami berangkat
dari Pati setelah Subuh. Selama perjalanan, hujan deras mengiringi perjuangan
kami. Akhirnya, kami tiba di STM Pembangunan Temanggung. Tes pertama adalah menulis
hiragana. Kemudian, dilanjutkan lomba cerdas cermat dengan juri dari Jepang.
Pengumuman tiba. Alhamdulillah, tim kami
belum menang. Endah Sensei berusaha membesarkan hati kami. Walaupun begitu,
kami pulang dengan hati riang
gembira
dan saya harus kembali belajar karena ada tryout
Matematika keesokan harinya.
UAN telah usai, nilai keluar di ijazah.
Saya tercengang karena mendapat nilai yang hampir sempurna di pelajaran Bahasa
Jepang yaitu 9,5. Arigatou Asni Sensei. Arigatou Endah Sensei. Berkat kalian,
saya bisa Bahasa Jepang. Saya akan selalu belajar Bahasa Jepang hingga suatu
saat nanti keinginan saya akan terkabul, melihat bunga sakura di Jepang.
Teruntuk:
Asni
Sensei dan Endah Sensei
(Guru SMA N 1 Pati)
(Guru SMA N 1 Pati)
Cerita di atas adalah sebuah FTS (Flash True Story) yang
ingin aku share dengan teman-teman semua. Betapa pengalaman yang berharga…!!!
Berharap suatu hari nanti, aku akan merasakan hanami di
bawah bunga sakura. Amin….!!!
0 komentar:
Posting Komentar