Titik balik kehidupan pasti akan selalu ada |
Terdiam, hanya bisa diam untuk meredam segala emosi di jiwa. diamku bukanlah apatis, tetapi aku lebih memikirkan akibat lisanku atau tulisanku yang bisa saja menyakiti hati. Aku tahu Tuhan tidak tidur. Tuhan tahu segala rasaku yang kupertaruhkan selama ini. Biar Tuhan saja yang menjawab dengan firman-Nya.
Kurasa self-controlling itu perlu. Apalagi di saat-saat seperti ini. Ego mudah tersulut. Hati mudah rapuh. Namun, aku akan berusaha menguatkan hati setiap waktu. Tetap berdiri setegar karang di lautan. Semoga jiwaku siap menerima segala resiko dari semua perbuatanku.
Aku kini jadi rajin memilih dan memilah kata demi menjaga hati beberapa orang yang kukenal. Biarpun aku dianggap aneh, tapi aku selalu mencoba berpikiran positif. Alhamdulillah, aku sudah mendapatkan bungkus permennya. Sebentar lagi aku akan mendapat isinya. Bahasa-bahasa seperti ini kudapatkan setelah membaca buku "Magnet Rezeki" karya Ustadz Nasrullah. Hatiku menjadi semakin tenang karena kini aku mulai tahu ilmunya.
Dulu, kupikir hanya perlu adaptasi untuk menjalani hal yang baru. Satu tahun terlampaui. Dua tahun kujalani. Aku tak pernah menyerah untuk menaklukkan egoku sendiri. Hingga aku mencoba di tahun-tahun berikutnya. Dan, aku telah menbuktikkannya untuk diriku sendiri.
Namun kini, aku seperti mengalami titik balik. Rasa itu hadir lagi. Dejavu pikirku. Rasanya ingin menyudahi drama ini dan kembali menjadi manusia normal tanpa pikiran berlarut-larut yang menjadikan diri ini tiada arti.
Hidup ini terlalu sia-sia jika hanya dihabiskan dalam kubangan lumpur yang tak bertepi. Begitu pula hati, meski selalu kucoba meneriakkan bahwa hati ini tiada bertepi, tetap saja semua pasti akan menemui ujung pengembaraan hidup.
Hidupku harus bermanfaat bagi orang lain. Mengajar dan menulis tetap jadi passion-ku sampai kapanpun. Meskipun tak berada dalam tempat yang sama lagi. Mungkin aku harus cari udara yamg lebih segar di luar sana.
Dan, aku harus tetap berbagi inspirasi dengan menulis kisahku ataupun cerita-cerita lain penyejuk jiwa. Kurasa tekadku sudah bulat. Hanya ada 2 kemungkinan. Go or stay? Masih kulihat bayang-bayang jingga di depan mata. Namun, aku harus memilih 1 kemungkinan yang akan mempengaruhi kehidupanku ke depan. Bismillah. Allah with me.
0 komentar:
Posting Komentar