“Bukan...bukan saya Bu yang
mencurinya,” teriak Bayu dengan mengiba. Tiba-tiba satu kelas hening. Memang tidak
ada yang menuduh Bayu dalam kasus pencurian flashdisk
milik Intan. Namun, beberapa pasang mata tertuju ke arah Bayu ketika Bu Puspa
menanyakan siapa pencurinya. Serta merta Bayu mengelak dengan disertai keringat
yang bercucuran.
Kejadian hilangnya flashdisk tersebut
baru disadari setelah pelajaran Olahraga. Ketika pelajaran olahraga, para siswa
diwajibkan untuk pergi ke lapangan belakang sekolah. Saat itu sedang ada
penilaian lomba lari.
Bayu mengaku sakit perut karena
minum kopi semalam, sehingga dia memilih tinggal
di kelas. Bu Puspa berinisiatif untuk menggeledah tas para siswa untuk
menemukan pelakunya.
Intan sedari tadi menitikkan air
mata. Bella, sahabat karibnya, berusaha meredam kesedihannya dengan
menghiburnya. Harga sebuah flashdisk cukup mahal bagi Intan. Dia bukanlah anak Presiden. Dia hanyalah anak dari seorang Penjual Pakan
Burung.
Dia mampu membeli flashdisk
karena menyisihkan uang jajannya setiap hari. Dalam mata pelajaran TIK, semua
siswa diwajibkan memiliki flashdisk untuk media penyimpanan file dari komputer.
Penggeledahan tas hasilnya nihil.
Flashdisk masih belum ditemukan. Bu Puspa menggerakkan anak didiknya untuk
mencari flashdisk yang hilang itu.
Tiba-tiba ada penjaga sekolah
yang mengetuk pintu.
“Permisi Bu Puspa, saya menemukan
benda ini di kamar mandi. Saya kurang tahu ini namanya apa, bentuknya kok aneh.”
“Lha ini dia yang kita cari-cari
sedari tadi. Alhamdulillah Pak Karman menemukannya. Terima kasih Pak Karman.”
Intan menghapus air matanya.
Seisi kelas juga meminta maaf kepada Bayu karena telah menuduh Bayu sebagai
pencuri flashdisk.
#OneDayOnePost
#SetiapHariMenulis
#Maret_ke_3
#OneDayOnePost
#SetiapHariMenulis
#Maret_ke_3
keren :)
BalasHapus